16 Januari 2009

GARA-GARA SMS RUMAH TANGGAKU NYARIS BERANTAKAN

Kemajuan teknologi pada dasarnya adalah positif, yaitu untuk memudahkan manusia dalam menjalani kehidupannya, tetapi kemajuan teknologi tanpa dibarengi oleh kemampuan beradaptasi dan benteng keimanan yang kuat akan menjadi negatif dan berbuah petaka buat manusia itu sendiri. Salah satunya adalah kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi seperti handphone, yang sering membuat pemakainya yang iseng akan menjadi bumerang dalam kehidupannya, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Satria (bukan nama sebenarnya), kepada Hamdani dari Modus di sebuah pondok rujak di Pantai Ujung Blang Lhokseumawe pada suatu sore yang cerah, berikut penuturannya.

Rumah tanggaku adalah sebuah rumah tangga yang bahagia, walau tingkat perekonomian keluargaku pada masa awal-awal berumah tangga boleh dibilang hanya pas-pasan, nyaris morat marit untuk mencukupi segala kebutuhan rumah tanggaku, tetapi aku tetap semangat dan optimis. Aku hanya seorang Pegawai Negeri Sipil yang tidak mempunyai jabatan apa-apa yang bisa menambah sumber penghasilan di luar gaji pokok dan penghasilanku hanya dari gaji, yang itupun tersisa kurang dari setengahnya karena harus dipotong kredit bank. Untuk mencukupi segala kekurangan dalam rumah tanggaku, terpaksa aku bekerja serabutan apa saja di luar jam dinas, bahkan kadang-kadang terpaksa bolos pada jam dinas, kalau tidak begitu bisa-bisa keluargaku tidak makan.

Saat aku baru mempunyai satu orang anak, aku memutuskan untun membangun sebuah rumah. Walau hidup serba kekurangan dengan uang yang pas-pasan dan modal nekat, aku memutuskan untuk hidup mandiri, karena selama ini aku tinggal dengan mertua, walaupun tidak ada tanah untuk pertapakan rumah, karena tidak ada tanah warisan keluarga yang kupunyai aku tetap nekat, hidup dalam kemiskinan kalau tidak jadi orang frustasi pasti jadi orang nekat. Dengan dibantu oleh kakak dan abangku serta dari pihak keluarga istriku aku berhasil membangun sebuah rumah mungil di atas tanah sewa, saat itu mulai terasa kebahagiaan hidup berumah tangga karena sudah mandiri, walau selalu penuh kekurangan.

Awal-awal hidup mandiri itulah aku merasakan beban berat sebagai seorang suami, yang harus membanting tulang untuk mencukupi segala kebutuhan anak dan istri. Tetapi yang paling kukagumi walau penuh dengan kekurangan istriku tetap sabar dan setia, padahal dia berasal dari keluarga yang lumayan mampu. Berkeluh kesah pasti ada, dan itu wajar dan manusiawi sekali, tetapi masih dalam tahap yang bisa ditolerir. Hari-hari kukayuh bahtera rumah tangga dengan susah payah tapi dengan tekad dan optimisme yang tinggi, dengan keyakinan suatu saat pasti akan berlabuh di dermaga bahagia.

Memasuki tahun kedua kami tinggal mandiri, jalan terang mulai nampak. Berbekal keahlian menulis dan modal komputer Pentium I yang kalau di Singapura mungkin sudah dimusnahkan karena dianggap sampah teknologi dan sedikit nekat, aku mengambil upahan membuat skripsi, tahap pertama aku mengambil dua buah skripsi. Sukses! Dan aku mendapakan jerih yang lumayan untuk itu. Karena merasa diri sudah mampu pada tahap berikutnya aku mengambil 10 skripsi sekaligus, lagi-lagi karena nekat. Dalam perjalanan waktu aku sempat kelimpungan juga mengejar target skripsi yang membludak ditambah order skripsi lain yang terus berdatangan, total skripsi yang kubuat saat itu jadi 23 skripsi dalam satu periode. Ini luar biasa kukira, bahkan ada mahasiswa yang marah-marah karena skripsinya tidak siap sesuai target. Tetapi akhirnya sukses juga, naik sidang juga semua.

Dari uang hasil order skripsi tersebut, dan penghasilan lain-lain dari kerja serabutan akhirnya kahidupan rumah tangga ku mulai membaik dan tegar, dermaga kebahagiaan mulai nampak di depan mata. Bahkan dari uang bikin skripsi tersebut dan ditambah uang dari sumber lainnya aku bisa beli tanah di luar kota untuk bekal membangun rumah kelak.

Petaka pada rumah tangga ku mulai datang, berawal dari keisenganku sms-smsan, setiap sms yang masuk pasti kubalas dan kutanggapi, penuh dengan kata-kata rayuan. Didukung pula oleh keahlianku dalam menulis dan mempermainkan kata-kata, kena deh hampir setiap cewek. Aku juga tidak pilih-pilih orang, entah orang iseng atau serius pasti kubalas kalau ada pulsa. Banyak juga cewek-cewek yang kukenal lewat sms dan buat janjian ingin jumpa. Tapi satu hal, aku tidak pernah mau ketemu, selalu saja ada alasan untuk itu.

Satu yang membuat aku tidak ingin ketemu setiap janjian karena aku takut dan juga tidak ingin selingkuh, aku hanya iseng saja sms-smsan untuk menghilangkan suntuk itu saja tidak lebih. Karena sering ada pesan-pesan sms mesra dari wanita lain, aku selalu menjaga HP ku dari kemungkinan dibacanya pesan masuk oleh istriku. Tetapi seperti kata-kata bijak, sepandai-pandainya tupai melompat sekali-kali pasti jatuh juga. Pada suatu hari, aku ingat betul hari itu hari Jumat, aku pergi Jumatan dan HP kutinggalkan di rumah, sialnya hari itu aku lupa menghapus sms dari kotak berita terkirim, yang berisi kata-kata yang bunyinya kira-kira, ”Hai cinta...pa kabar, kapan kita bisa ketemu...dst.” Sialnya pula hari itu istriku sempat membaca pesan tersebut.

Pulang dari Jumatan ada perubahan sikap dari istriku, dia tidak mau ngomong seperti biasanya. Naluriku berkata pasti ada sesuatu, aku langsung curiga pasti jangan-jangan istriku sempat membaca pesan-pesan sms yang ada di HP ku. Setiap kutanya tetap tidak mau jawab, sampai akhirnya sikap dimanya itu terbongkar, ”Memang benar saya sempat baca sms kamu bang, baguslah kalau abang sudah punya pacar baru.” Katanya judes sambil menyindirku.

Kupikir saat itu aku tidak perlu merespon ucapan istriku, apapun kata-kataku dalam upaya pembelaan diri bakal tidak mempan, keadaan sedang panas, tensi sedang tinggi. Lebih baik aku diam, hanya satu kata-kata yang kelaur dari mulutku, ”Itu tidak seperti yang kamu pikirkan, aku hanya iseng, lagian yang kusebut cinta itu hanya anak-anak yang baru berumur 10 tahun.” Ujarku. Tetapi siapa peduli? Istriku tidak akan mau mendengar kata-kataku saat itu.

Besoknya keadaan tidak semakin membaik, pagi-pagi dia sudah sms aku, katanya mau pulang ke tempat orangtua dulu selama dua minggu, untuk menenangkan pikiran dan untuk memberikan kesempatan kepadaku untuk berpikir. Aku tidak terima alasan tersebut, aku tidak mengizinkan dia pulang ke rumah orangtuanya. Kalupun dia bersikeras pulang aku hanya mengizinkan dia untuk menginap dua hari. Aku sempat panik, dan ini gila pikirku gara-gara keisenganku rumah tangga yagn capek-capek kubina nyaris hancur.

Akhirnya istriku nekat pulang juga ke rumah orangtuanya, aku pikir biarlah istriku juga perlu merenung. Aku juga salah dan aku juga sudah minta maaf. Tetapi belum semalam istriku menginap di rumah orangtuanya, dia sudah meminta aku untuk menjemputnya, katanya si kecil anak kami rewel minta pulang. Alhamdulillah! Kupikir ini awal yang baik, komunikasi sudah mulai jalan lagi.

Besoknya keadaan semakin membaik saja, komunikasi sudah lancar, dan dia nampaknya sudah memaafkanku. Karena pada dasarnya aku tidak selingkuh tetapi hanya iseng saja melalui sms, yang akhirnya kusadari ini tidak baik buat aku yang sudah berumah tangga, tidak masanya lagi tebar pesona.

Setelah kejadian tersebut, aku benar-benar kapok dan semua nomor HP yang tidak jelas, kuhapus semua, aku tidak ingin berurusan lagi dengan masalah-masalah yang tidak jelas begini, karena hanya akan menghabiskan energi dan daya kreatifitas, lebih baik aku bekerja dan mencurahkan pikiran buat masa depan keluargaku. ”Hampir saja gara-gara sms rumah tanggaku hancur dan jadi berantakan,mudah-mudahan kisah hidupku ini bisa jadi pelajaran, bahwa keisengan tidak ada gunanya.” Ujar Satria ramah sambil menutup pembicaraan dengan Hamdani dari Modus.***

1 komentar:

  1. aslamu alaikum wr wb..
    bismillahirrahamaninrahim,,senang sekali saya bisa menulis
    dan berbagi kepada teman2 melalui tempat ini,
    sebelumnya dulu saya adalah seorang pengusaha dibidang property rumah tangga
    dan mencapai kesuksesan yang luar biasa, mobil rumah dan fasilitas lain sudah saya miliki,
    namun namanya cobaan saya sangat percaya kepada semua orang,
    hingga suaatu saat saya ditipu dengan teman saya sendiri dan membawa semua yang saya punya,
    akhirnya saya menanggung hutang ke pelanggan-pelanggan saya totalnya 470 juta dan di bank totalnya 600 juta ,
    saya sudah stress dan hampir bunuh diri anak saya 3 orang masih sekolah di smp / sma dan juga anak sememtarah kuliah,tapi suami saya pergi entah kemana dan meninggalkan saya dan anaka-naknya ditengah tagihan hutang yang menumpuk,
    demi makan sehari hari saya terpaksa jual nasi bungkus keliling dan kue,
    ditengah himpitan ekonomi seperti ini saya bertemu dengan seorang teman
    dan bercerita kepadanya, alhamdulilah beliau memberikan saran kepada saya.
    dulu katanya dia juga seperti saya setelah bergabung dengan K.H. RAHMAT SANJAYA hidupnya kembali sukses,
    awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi saya pikir dan melihat langsung hasilnya, `
    saya akhirnya bergabung dangan Program Hibah Dana Gaib!!! Semua petunjuk K.H. RAHMAT SANJAYA saya ikuti dan hanya 1 hari astagfirullahallazim,
    alhamdulilah demi allah dan anak saya,
    akhirnya 5m yang saya minta benar benar ada di tangan saya,
    semua utang saya lunas dan sisanya buat modal usaha,
    kini saya kembali sukses terimaksih K.H. RAHMAT SANJAYA saya tidak akan melupakan jasa aki.
    jika teman teman berminat, yakin dan percaya insya allah,
    saya sudah buktikan demi allah silahkan kunjungi website di www.hibahdanagaib.xtgem.com atau KLIK DISINI








































































    BalasHapus